Sirih Merah

Posted by rizna at 7:11 PM

Thursday, May 8, 2008

Anda tengah mencari penghias teras sekaligus obat serbaguna? Sirih merah layak dipertimbangkan. Di balik sosoknya yang cantik, anggota famili Piperaceae itu manjur mengatasi beragam penyakit.

Pada 1990-an sirih merah difungsikan sebagai tanaman hias oleh para hobiis. Maklum penampilannya memang aduhai. Permukaan daun merah keperakan dan mengkilap saat cahaya menerpa. Baru 2 tahun terakhir Piper crocatum itu ramai dimanfaatkan sebagai tanaman obat.

Secara empiris kerabat lada itu tokcer mengatasi diabetes mellitus, kanker payudara, maag akut, batu ginjal, ambeien, serangan jantung, dan stroke. Menurut Bambang Sudewo, herbalis di Yogyakarta, sirih merah juga dapat mencegah beragam penyakit.

Supaya kesembuhan yang diharapkan cepat datang, pemilihan daun sebagai bahan baku amat penting. Tanaman siap panen minimal berumur 4 bulan. Saat itu sirih merah terdiri atas 16—20 daun. Pada saat itu daun sudah relatif lebar, dengan panjang 15—20 cm. Daun siap petik harus berumur 1 bulan, bersih, dan warna mengkilap. Daun yang dipetik berumur sedang, tidak terlalu tua atau muda, karena kadar zat aktifnya tinggi.

Daun yang subur berukuran 10 cm dan 5 cm. Bila dipegang, daun terasa tebal dan kaku (tidak lemas). “Semakin tua warna daun, semakin tebal. Semakin tebal daun, semakin kaku,” kata Soekardi—pengelola kebun pembibitan tanaman obat di Bogor. Aroma daun tajam dan rasanya pahit. Dalam sepekan panen sekali, tapi bila tanaman rimbun panen setiap hari juga memungkinkan. Hindari memetik daun yang terkena cipratan tanah, terutama pada waktu musim hujan.

Pemetikan dimulai dari tanaman bagian bawah menuju atas. “Daun dipetik sekitar 60 cm dari permukaan tanah , dengan tujuan meminimalkan bila ada kotoran atau debu yang menempel,” ujar Bambang Sudewo. Bila daun dipetik sekitar 10 cm dari permukaan tanah, kotoran terlalu banyak sehingga kurang layak panen. “Semakin sering daun dipanen, semakin cepat tunas tumbuh,” lanjutnya.

Pemetikan sebaiknya pada pagi hingga pukul 11.00. Bila dipetik pada sore hari, menghambat proses pengeringan. Pemetikan dengan pisau tajam dan steril.

Pascapanen
Selesai dipetik, daun disortir dengan standar mutu : daun bersih, segar, tebal, dan mengkilap. Daun kotor, cacat, dan kusam dibuang. Daun direndam dalam air selama 15—30 menit untuk membersihkan kotoran dan debu yang menempel. Kemudian dibilas hingga bersih, dan ditiriskan.

Langkah berikutnya daun dirajang dengan alat yang bersih, steril, dan tajam. Lebar irisan sekitar 1 cm, langsung dikeringanginkan di atas tampah beralas kertas selama 1 jam. Rajangan yang telah kering 60% ditutup dengan kain hitam transparan untuk menghindari debu, serangga, atau kemungkinan terbang karena tertiup angin.

Setelah kering, daun dimasukkan ke kantong plastik tebal transparan. Bila perlu berikan silica gel untuk menyerap kadar air. Tutup rapat kantong, beri label, dan tanggal kering. Kemudian simpan di tempat bersih, tidak lembap, dan mudah dijangkau, misalnya stoples kaca. Dengan cara ini kualitas sirih merah tetap terjaga hingga setahun. Ketika hendak mengkonsumsi, ambil rajangan kering sirih merah 3—4 lembar, dan rebus hingga mendidih. Minumlah setelah rebusan dingin dan melalui penyaringan. (Martina Kurniawati)

Sumber: trubus-online.com/kebonkembang.com

Read More..

Euphorbia

Posted by rizna at 10:21 PM

Thursday, April 24, 2008

euphorbia

Kecantikannya semakin menonjol bila didukung dengan sosok tanaman yang seluruhnya optimal, mulai dari batang kokoh, cabang kompak, dan susunan bunga yang bagus. Wajar bila penampilannya mengundang perhatian, sehingga banyak yang meminatinya.

Apalagi ada kepercayaan, keluarnya bunga dapat menggambarkan nasib dan keberuntungan si pemiliknya. Ingin euphorbia Anda berbunga semarak? Mudah, lakukan 6 P, yaitu pemangkasan, penyiraman, pemupukan, penempatan, penyiangan, dan pengendalian penyakit.

A. Pemangkasan

Pemangkasan dapat dimulai sejak euphorbia dalam masa penyuburan. Tujuannya, untuk membentuk tajuk yang seimbang, sehingga terlihat cantik dan mengurangi penguapan. Patokannya mudah, cabang-cabang yang tepat berada di sisi kiri, kanan, depan, dan belakang sebaiknya dibiarkan, selain itu dibuang saja. Nantinya, tunas baru bermunculan di setiap cabang, sehingga tampak lebih rimbun. Waktu yang pas untuk pemangkasan adalah usai penyuburan dan pembungaan pertama kali. Tepatnya di akhir masa pembungaan pertama. Bunga tua juga harus dipotong untuk memunculkan bunga baru. Bunga mekar selama dua bulan. Setelah itu, warnanya pudar, kusam, dan akhirnya layu.

B. Penyiraman

Agar euphorbia tumbuh prima dan selalu berbunga lebat, sebaiknya deprogram penyuburan-pembungaan-penyuburan-pembungaan, demikian seterusnya. Umumnya, fase penyuburan berlangsung 1-1,5 bulan. Sedangkan pembungaan biasanya berlangsung selama 3-4 bulan. Setelah menjalani masa penyuburan selama 1,5 bulan, sosok euphorbia telah bersalin rupa dengan percabangan banyak dan daun yang rimbun. Itulah saat yang tepat untuk memasuki periode berikutnya, yaitu pembungaan. Saat itu, tanaman membutuhkan air dalam jumlah yang memadai. Penyiraman dapat diberikan setiap hari dengan memakai sprayer atau gembor, agar cipratan air yang keluar halus, sehingga tidak merusak daun dan memuntahkan sebagian media tanamnya.

C. Penempatan

Penyinaran penuh ternyata merangsang euphorbia berbunga lebat. Untuk itulah, sebaiknya letakkan pot euphorbia di tempat terbuka dengan sinar matahari penuh dan sirkulasi udara di sekitarnya bagus. Hasilnya, sejak dipindahkan selama seminggu akan muncul bunga-bunga di sela-sela tajuknya. Sebulan kemudian, bunga-bunganya muncul serempak menyesaki setiap daunnya.

D. Penyiangan

Senantiasa menjaga kebersihan adalah salah satu cara agar euphorbia tumbuh subur dan berbunga lebat. Pasalnya, rumput atau tanaman liar lain yang biasanya tumbuh di media tanam akan menjadi pesaing euphorbia dalam penyerapan hara. Bahkan tanaman itu bisa jadi vector atau tempat bersembunyi hama dan penyakit, seperti serangga atau kutu. Untuk itulah gulma harus dicabut, sementara daun yang rontok sebaiknya segera dibuang.

E. Pemupukan

Agar berbunga lebat, euphorbia membutuhkan unsure hara dalam jumlah memadai. Ketika tanaman dipindahkan ke tempat terbuka, berikan pupuk majemuk dengan kadar N rendah, sementara P dan K tinggi. Merknya bermacam-macam, seperti Growmore, Hyponex atau Gandasil. Dosisnya 1 gram/liter/tanaman. Aplikasi pupuk seminggu sekali dengan cara mengocorkan ke media tanam. Perlakuan ini terus dilakukan seminggu sekali. Tingginya kadar P dan K merangsang euphorbia untuk memunculkan bunga. Baru seminggu disemprot pupuk, tanaman ini pun sudah mulai berbunga. Cara praktis dengan menaburkan pupuk lambat urai (slow release), seperti Dekastar, Magamp, dan Osmocote sebanyak 1-2 sendok makan setiap 3 bulan sekali. Dengan cara ini tanaman dapat menyerap hara setiap saat.

F. Hama dan Penyakit

Euphorbia sebenarnya tanaman hias yang bandel dan relatif jarang terserang hama dan penyakit. Meski demikian, tak ada salahnya Anda waspada dengan kehadiran kutu putih (white flies, mealy bug) dan thrips, karena kehadirannya membuat tanaman ini malas berbunga. Untuk memberantasnya dapat menggunakan insektisida, seperti Metindo, Pegasus, dan Agrimex. Frekuensi dan dosis sesuai petunjuk di labelnya. Penyakit lain yang perlu diwaspadai adalah bakteri Erwinia, penyebab busuk akar yang biasanya muncul di musim hujan. Untuk mencegahnya, lakukan penyemprotan pestisida secara berkala. [ary]

Penanaman Tepat Untuk Euphorbia

pot-euphorbia.jpg

Kunci keberhasilan merawat euphorbia ada pada media tanam yang baik. Dengan media tanam yang baik, akan membuat tanaman ini tumbuh subur, sehat, akar kuat, batang kokoh, dan rajin berbunga. Untuk itulah, media tanam harus mengandung unsur hara dalam jumlah memadai. Pot sebagai wadah tanam sebaiknya dipilih yang memiliki drainase baik. Setelah itu, baru memahami cara penanaman yang benar. Berikut cara menanam euphorbia dengan benar

  • Siapkan pot yang ukurannya sepadan dengan besar-kecilnya euphorbia. Pastikan kondisi pot bersih dan memiliki lubang di bagian dasar untuk membuang kelebihan air.
  • Masukkan beberapa potongan styrofoam atau pecahan genting yang jumlahnya asal menutup lubang, karena tujuannya untuk mencegah air tidak menggenang di dasar pot.
  • Isi pot dengan formulasi media tanam yang sudah dibuat, jumlahnya kira-kira separuh pot. Taburkan butiran pupuk lambat urai sebanyak setengah sendok makan.
  • Ambil bibit euphorbia, lalu bersihkan akar-akarnya. Setelah itu, tanaman siap ditanam.
  • Masukkan euphorbia ke media tanam dengan posisi tegak. Pastikan akar menyebar merata dan tidak saling melilit atau menumpuk satu dengan yang lainnya.
  • Isi media tanam hingga penuh, lalu siram air sampai media tanam terlihat padat. Letakkan bibit di lokasi teduh dan aman dari gangguan.
  • Sumber: tabloidgalery/Ragam InformasiTanaman Hias

Read More..

Gerbera

Posted by rizna at 10:03 PM


Gerbera merupakan tanaman bunga hias berupa herba tidak berbatang. Masyarakat Indonesia menyebut gerbera sebagai gebras atau hebras.

SEJARAH SINGKAT

Gerbera merupakan tanaman bunga hias berupa herba tidak berbatang. Masyarakat Indonesia menyebut gerbera sebagai gebras atau hebras. Tanaman ini merupakan salah satu tanaman hias pendatang dari luar negri (introduksi) dan diduga berasal dari Afrika Selatan, Afrika Utara dan Rusia. Penemu tanaman gerbera adalah Traug Gerber, seorang naturalis berkebangsaan Jerman yang melakukan ekspedisi ke Afrika Selatan. Selanjutnya diketemukan gerbera hibrida oleh Jamenson. Berawal dari kedua penemu tersebut, tanaman gerbera dikukuhkan dengan nama Gerbera jamessonii Bolus. Tanaman hias ini masuk ke Indonesia sekitar abad XIX bersamaan dengan lintas perdagangan komoditi pertanian.

MANFAAT TANAMAN

Selain sebagai bunga potong yang dapat tahan sampai 3 minggu, Tanaman hias gerbera merupakan salah satu penghasil minyak atsiri untuk bahan baku industri minyak wangi, sabun dan kosmetik.
Sumber: kebonkembang.com

Read More..

Anthurium Reflexinervium

Posted by rizna at 9:53 PM


Exotic's, Rare & Unusual Plants. Tanaman ini sama dengan tanaman2 dari genus araceae. Tetapi yang menjadikan tanaman ini eksotis, langka dan tidak umum adalah cara perkembangbiakannya yang sangat2 jarang/lama.

IAS ( International Aroid Society ) mengelompokan tanaman ini tanaman yang langka.


Langka : karena tidak banyak yang bisa membiakkannya dan jarang yang mengoleksinya.


Eksotis : karena tampilan tekstur daunnya yang bergelombang, menggeliat dan bercahaya.


Tidak umum : jarang sekali tanaman tersebut terlihat di pameran2 di negeri ini.


Tantangan baru bagi pe-hobbies anthurium ...
Ant. Reflexinervium memanjakan mata dan rasa....

Etymology : menunjuk kepada penarikan urat-urat yang tumbuh menyamping pada setiap helai daunnya. Pengelompokan : ANTHURIUM REFLEXINERVIUM ditempatkan pada kelompok PANCHYNEURIUM

Deskripsi : Jenis ephilithic dengan tangkai pendek dan pangkal yang dekat, daun-daun kaku menjulang saat masih pendek; berujung agak meruncing &/ tumpul; susunan daun merumpun seperti sarang burung; setiap daunnya sangat bergelombang dan saling lapis-melapisi ( bergelombang sambung menyambung ); berbunga (tongkol) sepanjang daun, spandik ( serbuk sari ??? ) disekeliling tongkol, berurutan, berwarna hijau pudar, berwarna hijau lembayung menuju hitam coklat kemerahan.

ANTHURIUM REFLEXINERVIUM mempunyai daun-daun yang sangat dramatis ( paling menonjol ) di kelompoknya. Jenis tersebut sudah berkembang sesuai lingkungannya dalam beberapa tahun terakhir ini. baru-baru ini Organisasi Aroid Internasional melelang 10 bibit sebagai keuntungan organisasi.
Rumornya : tumbuhan tersebut sangat sulit berkembang, kami (organisasi) mencoba mencari informasi yang lebih banyak tentang tempat tumbuh tanaman yang indah tersebut. Menjaga daunnya tetap kering akan menunjukkan bahwa tanaman tersebut tumbuh diatas karang dengan intensitas cahaya matahari yang cukup, seperti pada habitat aslinya.

Sumber : kebonkembang.com

Read More..

Azalea

Posted by rizna at 9:49 PM


Memandang tanaman Azalea (Rhododendron sp.) sedang berbunga memang menyejukan dan membuat suasana hati menjadi tenang. Masuk akal, karena selain menyerap karbondioksida, si cantik ini ternyata juga memancarkan aura dingin. Anda ingin menanam azalea? Perhatikan media tanam dan perawatannya agar tanaman rajin berbunga.

Menurut literatur, bunga cantik ini berasal dari negara Asia Tenggara, Amerika dan Australia. Walaupun bukan tanaman asli Indonesia, pesona azalea tetap memikat para hoblis tanaman hias.

Sumber : kebonkembang.com

Read More..

Kamboja Meroket (Plumeria)

Posted by rizna at 9:35 PM


Pamor Kamboja sebagai tanaman koleksi meroket. Fungsinya pun bukan lagi sebagai penghias kuburan seperti selama ini dikenal. Dengan warna yang sangat variatif bukan hanya putih dan merah seperti yang biasa kita lihat. Belakangan muncul kamboja putih semburat kuning, kuning, merah bersemburat kuning, bahkan merah bersemburat putih dan kuning.

Read More..

Krisan

Posted by rizna at 9:27 PM

Sunday, April 13, 2008

bunga krisan
Bunga Krisan
Krisan merupakan tanaman bunga hias berupa perdu dengan sebutan lain Seruni atau Bunga emas (Golden Flower) berasal dari dataran Cina. Krisan kuning berasal dari dataran Cina, dikenal dengan Chrysanthenum indicum (kuning), C. morifolium (ungu dan pink) dan C. daisy (bulat, ponpon). Di Jepang abad ke-4 mulai membudidayakan krisan, dan tahun 797 bunga krisan dijadikan sebagai simbol kekaisaran Jepang dengan sebutan Queen of The East.

Tanaman krisan dari Cina dan Jepang menyebar ke kawasan Eropa dan Perancis tahun 1795. Tahun 1808 Mr. Colvil dari Chelsa mengembangkan 8 varietas krisan di Inggris. Jenis atau varietas krisan modern diduga mulai ditemukan pada abad ke-17. Krisan masuk ke Indonesia pada tahun 1800. Sejak tahun 1940, krisan dikembangkan secara komersial.


Silahkan download artikel budi daya bunga krisannya disini ; http://smecda.com/TTG/krisan.pdf
Sumber : Rawabelong.com

Read More..