Mawar Batik Puring Bangkok

Posted by rizna at 8:57 PM

Sunday, April 13, 2008

Tak seperti pendahulunya yang klasik, mawar batik muncul dengan corak beragam. Sementara puring baru daunnya sangat atraktif. HIBRID MAWAR MEMANG TAK TERHITUNG BANYAKNYA.
Kebanyakan diproduksi oleh Belanda. Mawar-mawar itu memang mawar subtropis alias mawar daerah dingin. Kalau ditanam di Indonesia harus di kawasan pegunungan berketinggian di atas 700 m diatas permukaan laut (dpl).

Sebenarnya banyak mawar yang bisa tumbuh di dataran rendah. Corak dan ragamnya juga banyak. Mawar jenis ini umumnya bukan untuk cut flower sebagaimana mawar holland, tetapi untuk pot plant. Salah satunya adalah mawar batik yang dikembangkan Jenny Biwidjaya, kolektor tanaman di Jakarta Timur. Prosesnya sudah lama, ujar Jenny. Pada awalnya hanya mawar biasa, warna merah dan kuning, lantas disilangkan. Hasilnya muncul beragam warna. Mulai dari pink muda, pink tua, merah, dsb. Mereka disilangkan lagi dan diseleksi. Hasilnya adalah mawar hitam dan mawar batik. Pada mawar hitam, kelopaknya berwarna merah sangat tua mendekati hitam.

Berbeda dengan mawar batik. Sejak kuncup sudah terlihat corak batiknya. Ada pink dan putih, serta merah marun dan putih. Begitu mekar, corak batiknya semakin jelas. Kalau diperhatikan, setiap kuntum coraknya berbeda-beda, terang Jenny. Bahkan dalam satu tanaman bisa menghasilkan corak beragam, tidak ada yang sama persis. Bisa dikata, corak macam ini langka.

Biasanya hasil hibrid mawar hanya polos. Atau kalau ada perpaduan warna, hanya pinggirannya. Misalnya mawar putih pinggirnya pink. Ada juga kuning dengan pinggiran merah. Uniknya, mawar batik ini batangnya tidak berduri.

Menurut Jenny, mawar batik bisa ditanam di dataran rendah. Di rumah saya, Cipinang, Jakarta juga bisa berbunga, katanya. Kalau ingin bunganya lebih besar dan warnanya lebih cerah, mesti ditanam di dataran tinggi.

Bibitnya berasal sambung pucuk(grafting). Batang atasnya mawar batik dan pucuknya mawar biasa. Setelah 2-3 bulan, sambungan sudah siap tanam. Medianya berupa campuran sekam bakar, sekam mentah, dan pupuk kandang.

Penyiraman dilakukan sehari dua kali. Pemupukan dengan N-P-K, sebulan sekali. Pupuk kandang diberikan saat pertama kali menanam. Bila perawatan bagus, tanaman bakal lekas berbunga.

TAMPIL ATRAKTIF
Puring (Codiaeum variegatum) agaknya menjadi tanaman pagar favorit. Sosoknya yang rimbun dan tegak bisa menggantikan bentuk pagar tembok. Karena mudah tumbuh dan memasyarakat, puring sering diremehkan.

Namun tidak demikian dengan beberapa puring corak baru ini. Sebut saja puring apel, puring jengkol, puring dasi, puring keris, dan puring oscar. Namanya memang masih nama dagang. Mereka itu merupakan hasil persilangan.

Puring jenis ini didatangkan dari Bangkok setahun lalu, kata Dedy Supriyadi, kolektor puring di Rawa Belong, Jakarta. Awalnya hanya batang atas, lantas disambung dengan puring biasa sebagai batang bawahnya. Tiga bulan kemudian, batang atas dan batang bawah menyatu. Jadilah bibit puring setinggi 20 cm, dibandrol Rp 150.000. Menurut Dedy, puring apel dan kura-kura diperbanyak dengan cara sambung dan cangkok. Untuk mencangkok, butuh waktu 2 bulan hingga akar tumbuh dan siap tanam.

Perihal media, pemilik Safira Flora ini mencampur sekam bakar, sekam mentah, kotoran kambing dan tanah bakar. Intinya, media tidak padat.

Puring tahan sinar matahari lang-sung. Agar daunnya bagus, pemupukan perlu dilakukan. Enam bulan sekali dengan slow realease fertilizer alias pupuk yang tidak gampang larut. Pupuk jenis ini lebih awet dan lebih hemat. Karna ulat sering makan daun puring, meski jarang terjadi. *


Jenis-Jenis Puring Anyar

PURING APEL
Dinamai apel karena bentuk daunnya bulat dengan bagian ujung daun agak berlekuk, mirip buah apel yang dibelah. Warnanya atraktif. Daun yang muda berwarna kuning cerah. Setelah agak tua muncul warna hijau. Daun tua merah marun dan merah cerah. Ada juga yang sudah muncul warna merah sejak awal.

PURING JENGKOL
Bentuknya bulat mirip jengkol. Ukuran daunnya tidak sebesar puring apel. Tidak semua daunnya bulat. Ada daun yang panjang seperti bulu ayam jantan, berwarna merah dan hijau gelap.

PURING KURA-KURA
Dinamai kura-kura karena corak daunnya mirip corak kerapas kura-kura. Daun yang 'sudah jadi' berwarna merah marun kotak kuning. Bentuk daun sama dengan bentuk daun puring biasa.

PURING DASI
Bentuk daunnya panjang seperti dasi. Kebanyakan berwana hijau, dengan garis tengah kuning cerah. Bagian pangkal daun agak melebar seperti dasi.

PURING KERIS
Panjang seperti puring dasi, hanya bagian tepinya agak berlekuk sehingga mirip keris.

PURING OSCAR
Koleksi Ratna Flower, Jakarta, ben-tuknya tidak begitu berbeda dengan puring biasa. Yang menjadi unik, susunan daunnya kompak. Warna juga menarik.

Flona Edisi 47/111 Januari 2007
Sumber : kebonkembang.com

0 comments: